Pages

Minggu, 08 September 2024

CARA HADAPI ORANG SAKARATUL MAUT, TAK PANIK DAN TETAP TAWAKAL

Skaratul maut

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Berikut ini cara menghadapi orang sakaratul maut. 


Empat hal penting perlu diperhatikan saat mendapati peristiwa tersebut. 


Dalam kondisi itu, usahakan tak panik dan tetap tenang. 


Sehingga, segala hal yang diperlukan dapat dijalankan dengan baik. 


Seperti diketahui, kematian adalah misteri kehidupan yang tak ada seorang pun yang mengetahuinya. 


Seseorang yang sedang menghadapi kematian pun tak mengetahui kapan dan di mana hal tersebut terjadi. 


Termasuk ketentuan usia, dalam kondisi sakit ataupun sehat, hingga semua bisa saja menjadi kemungkinan. 


Hanya Allah SWT yang mengetahui takdir kehidupan seseorang bahkan kematian. 



Tak banyak, orang bisa mendapati momen sakaratul maut seseorang. 


Sehingga, ketika mendapatkan peristiwa tersebut tetaplah tenang dan bertawakal kepada Allah SWT.


Karena tidak ada yang dapat mengetahui kapan datangnya kematian, maka kita dianjurkan untuk memperbanyak mengingat mati dan menyiapkan diri. 


Kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai hal yang bisa saja terjadi. 


Salah satunya adalah menyambut sakaratul maut dengan bertobat dan istiqamah dalam beribadah kepada Allah swt.


Rasulullah saw bersabda:


أَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ


Artinya: Perbanyaklah oleh kalian mengingat pemutus kenikmatan (kematian) (HR Ibnu Hiban).


Meski kematian bisa datang kapan saja dan pada usia berapa saja, persiapan menuju kematian itu perlu lebih ditingkatkan ketika seseorang dalam keadaan sakit keras. 


Bila ada anggota keluarga yang sedang sakit, ada beberapa hal yang harus kita lakukan bila terlihat adanya tanda-tanda datangnya ajal.


Berikut ini, simak beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mendapati sakaratul maut. 


Dilansir dari Berbagai sumber, menyebutkan ada 4 hal yang semestinya dilakukan seseorang terhadap anggota keluarga yang sedang mengalami naza’ atau sakaratul maut. 


Keempat hal itu simak dalam ulasan berikut ini: 


1. Posisikan Tubuh ke Arah Kiblat


Pertama, memposisikan orang tersebut tidur miring ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. 


2. Tuntun Ucapan Syahadat


Kedua, disunnahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat kalimat syahadat yakni lâ ilâha illallâh dengan cara yang halus dan tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut. 


Cukuplah mentalqin dengan mengulang-ulang memperdengarkan kalimat lâ ilâha illallâh di telinganya tanpa menyuruh untuk mengucapkannya.


Berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim


لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ


Artinya: Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat lâ ilâha illallâh.


3. Membacakan Yasin


Ketiga, disunnahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat. 


Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban:


اقرؤوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس


Artinya: Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara kalian.


4. Berbaik Sangka kepada Allah


Keempat, orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-tanda kematian ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnudhan) kepada Allah. 


Dalam keadaan seperti ini yang terbaik ia lakukan adalah membuang jauh-jauh bayangan dosa dan kemaksiatan yang telah ia perbuat. 


Sebaliknya ia dianjurkan untuk membayangkan bahwa Allah akan menerimanya dan mengampuni semua dosa-dosanya.


Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim Allah berfirman:


أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي


Artinya: Aku bersama prasangka hamba-Ku kepadaku.


Para ulama mengajarkan ketika seseorang dalam keadaan sehat maka rasa takutnya terhadap siksa Allah (khauf) dan harapannya terhadap rahmat Allah (rajâ) mesti seimbang ada di dalam dirinya. Ada yang mengatakan rasa takutnya harus lebih banyak dari pada harapannya. 


Namun ketika seseorang dalam keadaan sakit dan telah dekat kematiannya maka harapan pada rahmat Allah mesti harus lebih besar dari rasa takutnya atau bahkan hanya ada harapan saja di dalam dirinya kepada rahmat Allah. Ia mesti yakin bahwa Allah akan mengampuninya dan melimpahkan kasih sayang kepadanya.




Mari sama-sama kita menebar kebaikan dan menjadi insan yang bermanfaat. Sekian dari saya, mohon maaf untuk kata yang mungkin saja kurang berkenan dalam share artikel ini. Terima kasih atas perhatian dan antusiasnya membaca. 



Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.




YAYASAN IMAM TEGUH Program Kemanusiaan | Mendirikan Dan Meyelenggarakan Rumah Singgah | Menyelenggarakan pendidikan | Menyelenggarakan pelestarian lingkungan hidup | Bersih Masjid & Mushola |  Ziarah Wali Songo | Ziarah Wali Pitu | Program Haji & Umroh | Berbagi Sedekah Kepada Masyarakat | Sima'an Qur'an 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar