Pada hari kiamat, seluruh umat manusia yang hidup sejak Nabi Adam AS hingga akhir zaman akan dbangkitkan dan digiring ke Padang Mahsyar. Mereka akan menjalani Yaumul Hisab.
Di Padang Mahsyar, matahari digambarkan begitu dekat dengan panas yang bahkan bisa mengelupaskan kulit dan daging. Tak ada pepohonan dan benda lain yang bisa dimanfaatkan untuk bernaung dari panasnya Padang Mahsyar.
Suasananya begitu mencekam karena mereka semua menunggu giliran dihisab, tanpa terkecuali.
Pada saat itu, manusia akan berhadapan dengan beratnya kondisi Padang Mahsyar. Sebagian pendosa bahkan sampai tenggelam akibat keringat yang menetes dari tubuhnya.
”Keringat yang menggenangi tubuh manusia saat itu sesuai dengan kadar amalannya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai ke kedua mata kakinya. Ada yang sampai ke lututnya. Ada yang sampai ke pinggangnya dan bahkan ada yang sampai tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah SAW mengisyaratkan tangannya ke mulutnya.” (Al-Hadis).
Tak ada yang tahu kapan waktu pasti terjadinya kiamat. Namun, sebagai umat Islam, kita perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi Yaumul Hisab.
Perlu diketahui, pada hari itu, ada golongan yang mendapatkan rahmat dan syafaat. Mereka mendapat naungan di hari kiamat sehingga tidak merasakan siksaan di Padang Mahsyar.
Allah mendatangkan tujuh golongan manusia ini dan menjadikan mereka berada di bawah naungan-Nya sampai Allah mengadili semua manusia.
Rasulullah menyebut ada 7 golongan manusia yang mendapat naungan di hari kiamat.
Golongan yang Mendapat Naungan di Hari Kiamat dalam Hadis
Ada tujuh golongan yang nantinya akan mendapatkan naungan Allah SWT pada hari kiamat.
Imam al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih meriwayatkan dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ
”Ada tujuh golongan manusia yang Allah Ta’ala akan menaungi mereka pada naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Pemimpin yang adil. Pemuda yang tumbuh dewasa dalam ibadah kepada Allah. Lelaki yang hatinya tergantung di masjid.
Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah. Lelaki yang diajak berbuat zina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan namun dia berkata, ”Aku takut kepada Allah.”
Orang yang mensedekahkan sesuatu kemudian dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfakkan oleh tangan kanannya. Dan orang yang mengingat Allah sendirian lalu kedua matanya berlinang air mata.”
7 Golongan yang Mendapat Naungan Allah SWT
Yang dimaksud dengan naungan yang Rasulullah SAW sebutkan dalam hadis tadi adalah naungan ‘Arsy. Di hari yang berat pada hari kiamat kelak, ada tujuh golongan manusia yang dimuliakan oleh Allah dengan mendapatkan fasilitas pelindung dari sinar mentari yang sangat panas menyengat:
1. Pemimpin yang adil
Mereka adalah pemimpin yang adil kepada rakyatnya, yang memelihara hak-hak mereka, memperhatikan maslahat mereka, berhukum dengan syariat Allah SWT, sehingga pemimpin semacam ini mewujudkan kemaslahatan agama dan dunia.
2. Pemuda yang tumbuh dewasa dalam ibadah kepada Allah
Maksudnya adalah pemuda yang tumbuh dewasa dalam keadaan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah dan senantiasa mentaati dalam perintah dan larangan-Nya. Dikhususkan sebutan pemuda dalam hadis ini karena ibadah di usia muda merupakan perkara yang paling berat dan sulit untuk dilakukan.
Hal ini karena banyaknya dorongan untuk berbuat maksiat dan dominasi dari syahwat. Bila di masa muda seseorang tekun beribadah maka hal itu menunjukkan kuatnya takwa dan besarnya rasa takutnya kepada Allah.
3. Lelaki yang hatinya tergantung di masjid.
Yaitu orang yang amat sangat mencintai dan terikat dengan masjid. Dia sering menetap di masjid, senantiasa melaksanakan shalat wajib secara berjamaah di masjid dan menunggu shalat berikutnya setelah melaksanakan shalat. Seakan-akan hatinya merupakan lampu yang berada di masjid.
4. Orang yang Saling Mencintai karena Allah SWT
Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah.
Maksudnya, dua orang yang saling mencintai karena Allah dan di jalan menuju keridhaan serta ketaatan kepada-Nya, bukan karena kepentingan duniawi. Mereka bersatu berdasarkan hal itu. Mereka benar-benar tulus karena Allah saat bersatu dan berpisah.
5. Seorang lelaki yang diajak berbuat zina oleh seorang wanita namun menolaknya
Hal ini bisa mengandung makna, dia mengucapkannya untuk mencegah wanita itu dari berzina. Atau bisa juga bermakna dia mengucapkannya dengan hatinya dan dibuktikan dengan perbuatannya yaitu rasa takutnya kepada Allah telah menghalanginya dari melakukan perbuatan yang dimurkai oleh Allah.
Di sini dikhususkan wanita yang berkedudukan dan cantik karena kuatnya daya tariknya. Penolakannya terhadap godaan yang sangat besar semacam itu berarti dia telah menghimpun tingkatan-tingkatan ketaatan kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya pada level paling sempurna. Ini merupakan sifat orang-orang shiddiqin, orang yang sangat teguh di atas imannya.
6. Orang yang bersedekah dengan sedekah sunnah lalu merahasiakannya
Sehingga diumpamakan tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. Artinya, andaikan tangan kirinya adalah orang yang hidup, dia tidak mengetahui sama sekali sedekah yang dilakukan meskipun dia sangat dekat dengannya, saking rapatnya menyembunyikan sedekah.
Ini merupakan sikap yang paling utama dalam bersedekah dan paling jauh dari riya’. Meskipun demikian, bersedekah dan zakat secara terbuka itu diperbolehkan bila bersih dari riya’ dan dengan tujuan untuk mendorong orang lain untuk berinfak dan agar orang lain meneladani dirinya serta untuk menampakkan syiar-syiar Islam.
7. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dengan hatinya atau dengan lisannya
Hal ini dapat juga diartikan dengan seseorang berada di tengah banyak orang namun hatinya hanya menghadap kepada Allah dan tertuju kepada-Nya lalu meneteslah air matanya karena takut kepada Allah Ta’ala.
Mari sama-sama kita menebar kebaikan dan menjadi insan yang bermanfaat. Sekian dari saya, mohon maaf untuk kata yang mungkin saja kurang berkenan dalam share artikel ini. Terima kasih atas perhatian dan antusiasnya membaca.
YAYASAN IMAM TEGUH Program Kemanusiaan | Mendirikan Dan Meyelenggarakan Rumah Singgah | Menyelenggarakan pendidikan | Menyelenggarakan pelestarian lingkungan hidup | Bersih Masjid & Mushola | Ziarah Wali Songo | Ziarah Wali Pitu | Program Haji & Umroh | Berbagi Sedekah Kepada Masyarakat | Sima'an Qur'an
Pelaksanaan program bantuan bedah rumah bagi masyarakat yang kurang mampu di Kelurahan Sidanegara kecamatan Cilacap Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar