Puasa 10 Muharram merupakan puasa Sunnah yang dikerjakan pada bulan Muharram. Puasa 10 Muharram juga disebut dengan puasa Asyura karena bertepatan dengan hari Asyura.
Menurut kalender Masehi, bila merujuk pada Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1445 H yang bertepatan dengan Rabu, 19 Juli 2023, maka puasa 10 Muharram 2023 akan jatuh pada Jumat, 28 Juli 2023 mendatang.
Hari Asyura adalah salah satu hari di bulan Muharram yang dimuliakan. Islam melakukan penghormatan berupa puasa sunnah pada hari itu atas kemenangan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa AS.
Keterangan ini didasarkan dari hadits yang menceritakan saat Rasulullah SAW tiba di Madinah. Beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura.
Rasulullah SAW bertanya, "Hari apa ini?"
Mereka menjawab, "Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah."
Akhirnya, Rasulullah SAW bersabda, "Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian." Kemudian, Rasulullah SAW berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa." (HR Muslim)
Sebab itu, Rasulullah SAW sempat menyuruh umat Islam untuk berpuasa Asyura hingga hampir mewajibkannya. Namun lambat laun, keharusan puasa ini bergeser setelah syariat puasa Ramadan turun. Hukum menjalankan puasa Asyura pun bergeser menjadi sunnah.
Kamis, 27 Juli 2023 (9 Muharram 1445 H): Puasa sunnah Tasua
Jumat, 28 Juli 2023 (10 Muharram 1445 H): Puasa sunnah Asyura
Keutamaan Puasa 9 dan 10 Muharram
Tidak hanya puasa 10 Muharram, Rasulullah SAW juga menganjurkan muslim untuk mengamalkan puasa 9 Muharram. Puasa yang diamalkan setiap 9 Muharram ini disebut dengan puasa Tasua.
Puasa Tasua mulanya disunnahkan oleh Rasulullah SAW untuk pembeda dengan orang Yahudi yang hanya mengamalkan puasa pada hari Asyura 10 Muharram. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,
لَئِنْ عِشْتُ إلَى قَابِلٍ لاَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Artinya: "Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tanggal 9 dan 10 (Muharram)." (HR Ahmad)
Keutamaan puasa 9 dan 10 Muharram masing-masing dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW. Salah satunya dari hadits yang dikisahkan oleh Hafshah bin Umar bin Khattab RA menyebut puasa Asyura sebagai amalan yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW,
عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya: Dari Hafshah RA, ia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Zulhijah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh." (HR Ahmad dan An Nasa'i)
Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Beliau bersabda,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW pernah menekankan anjuran dari puasa Tasua untuk membedakan dengan kaum Yahudi. Berikut bunyi haditsnya, "Berpuasalah pada hari Asyura (10 Muharram) dan bedakan diri dengan orang-orang Yahudi. Berpuasalah pada hari sebelumnya atau hari sesudahnya." (HR Bukhari)
Dalam riwayat lain dari kitab al-Musnad dijelaskan, orang yang berpuasa di bulan Muharram dapat diterima tobatnya oleh Allah SWT. Hadits ini dijelaskan oleh Ali bin Abi Thalib yang mengutip sabda Rasulullah SAW,
ان كنت صائما شهرا بعد رمضان فصم المحرّم فإنه شهر الله، وفيه يوم تاب الله فيه على قوم ويتوب على آخرين
Artinya: "Jika engkau ingin berpuasa setelah Ramadan, maka berpuasalah pada bulan Muharram. Sesungguhnya bulan tersebut adalah bulan Allah dan pada bulan itu terdapat satu hari di mana ketika suatu kaum bertobat, Allah juga menerima tobat kaum yang lain." (HR Tirmidzi)
Niat Puasa Tasua dan Asyura
1. Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ تَسُوْعَاءٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin min yaumi tasuu-'aa-in sunnatan lillahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah hari Tasua esok hari karena Allah Ta'ala."
Puasa Tasua dianjurkan sebagai perbedaan dengan kebiasaan puasa orang Yahudi. Anjuran ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang menyatakan, "Berpuasalah pada hari Asyura (10 Muharram) dan bedakan diri dengan orang-orang Yahudi. Berpuasalah pada hari sebelumnya atau hari sesudahnya." (HR Bukhari)
2. Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ عَاشُورَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin min yaumi 'aasyuuraa-a sunnatan lillahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah hari Asyura esok hari karena Allah Ta'ala."
Mari sama-sama kita menebar kebaikan dan menjadi insan yang bermanfaat. Sekian dari saya, mohon maaf untuk kata yang mungkin saja kurang berkenan dalam share artikel ini. Terima kasih atas perhatian dan antusiasnya membaca.
YAYASAN IMAM TEGUH Program Kemanusiaan | Mendirikan Dan Meyelenggarakan Rumah Singgah | Menyelenggarakan pendidikan | Menyelenggarakan pelestarian lingkungan hidup | Bersih Masjid & Mushola | Ziarah Wali Songo | Ziarah Wali Pitu | Program Haji & Umroh | Berbagi Sedekah Kepada Masyarakat | Sima'an Qur'an
Pelaksanaan program bantuan bedah rumah bagi masyarakat yang kurang mampu di Kelurahan Sidanegara kecamatan Cilacap Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar