MENGENAL KUFUR NIKMAT SIKAP TERCELA YANG MENDATANGKAN AZAB ALLAH SWT

Agustus 02, 2022


 

Assalmualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sering kali, manusia lupa akan nikmat dari Tuhannya yang tiada tara. Kita mungkin berpikir bahwa hanyalah harta nikmat dari Allah. Padahal, kesehatan, waktu, ataupun dimudahkan beribadah juga termasuk ke dalam kategori tersebut.


Jangan sampai kita lupa bersyukur dan malah kufur terhadap nikmat Allah. Kali ini, bakal mengajakmu untuk mengenal lebih dekat dengan kufur nikmat, salah satu sikap tercela yang bisa mendatangkan murka Allah SWT. Berikut ulasan selengkapnya!


1. Pengertian kufur nikmat

Kufur nikmat berarti mendustakan atau tidak mengimani nikmat dari Allah. Dengan kata lain, seseorang yang kufur nikmat tidak menyadari atau malah tak meyakini bahwa kenikmatan hidup yang ia rasakan adalah pemberian dari Allah SWT. Dengan kata lain, kufur nikmat sama dengan tidak mensyukuri pemberian dari Allah SWT.


Secara rinci, Yuniarti (2017) dalam Risiko Kufur Nikmat Studi Penafsiran Alquran Surat Ibrahim Ayat 7 mendefinisikan kufur nikmat sebagai "penyalahgunaan nikmat-nikmat Allah SWT, tidak mendayagunakan nikmat-Nya pada hal-hal yang diridai, dan tidak berterima kasih atas nikmat yang diperoleh dalam hidup".


2. Ketika menyandarkan nikmat kepada selain Allah

Apa maksudnya menyandarkan nikmat kepada selain Allah? Misalnya, kita sedang mengalami kesusahan. Tiba-tiba, orang lain datang membantu. Alih-alih mengucapkan Alhamdulillah, kita malah berkata, "Untung ada kamu. Kalau tidak, aku pasti bakal begitu".


Nah, itu merupakan penyandaran nikmat yang keliru dan berpotensi menjerumuskan kita ke dalam sikap kufur. Sebagai muslim, kita harus sadar bahwa setiap rezeki dan nikmat yang kita terima, baik dengan atau tanpa ikhtiar, semata-mata adalah atas pemberian dan izin Allah SWT.


Hal tersebut ditegaskan dalam Surah An-Nahl ayat 53 yang berbunyi, "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan." (QS. An-Nahl, [16]:53).


Dalam hal ini, orang yang membantu kita sejatinya adalah nikmat dari Allah, tapi dalam bentuk perantaraan manusia. Apabila kita mengucapkan perkataan sebelumnya tanpa ada keyakinan bahwa uluran tangan orang tersebut berasal dari Allah, kita sudah bisa dianggap melakukan syirik besar, lho!


Namun, ulama menyebutkan situasi tertentu di mana menyandarkan nikmat kepada selain Allah masih diperbolehkan, di antaranya


Menyandarkan nikmat kepada selain Allah sekadar untuk memberitakan sesuatu. Namun, perlu diingat bahwa informasi yang diberitakan harus sesuai kenyataan. Contoh kasusnya adalah tentang warisan. Semisal ada yang bertanya, "Dari mana kamu mendapatkan tanah ini?", maka tidak masalah jika kita menjawab, "Tanah ini warisan orangtua saya."

Menyandarkan nikmat kepada sesuatu yang pengaruhnya sudah teruji oleh hasil penelitian atau percobaan. Contohnya adalah konsumsi obat. Obat memang dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Namun, kita tetap tak boleh lupa bahwa kesembuhan yang didapatkan merupakan nikmat yang datang dari Allah. Dalam hal ini, tidak apa-apa jika kita berkata, "Atas izin Allah, saya sembuh setelah meminum obat ini."


3. Ancaman bagi orang yang kufur nikmat

Dalam Al-Qur'an, Allah telah menyebutkan ancaman bagi mereka yang kufur terhadap nikmat-Nya. Dalam Surah Ibrahim ayat 7, Allah SWT berfirman, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim, [14]:7).


Dari ayat di atas, bisa kita lihat bahwa sikap mengingkari atau kufur nikmat Allah tidak akan membawa kebaikan, selain azab-Nya. Seperti apa azab dari orang yang ingkar terhadap pemberian Allah?


Dari laman muslim.or.id, salah satu manusia yang mendapat murka Allah akibat kufur nikmat adalah Qorun. Namanya tercatat dalam Al-Qur'an Surah Al-Qashash ayat 76–83.


"Qorun berkata, 'Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.' Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka." (QS. Al-Qashash, [28]:78).


Berdasarkan ayat di atas, Qorun menganggap bahwa harta yang ia miliki bukanlah karena pemberian Allah, melainkan karena usahanya (ilmu) sendiri. Selain merasa sombong tidak memuji Allah, Qorun juga tidak menggunakan hartanya di jalan yang benar.


Sungguh begitu nyata kufur nikmat yang telah Qorun perbuat. Akibat sikapnya tersebut, Allah pun menimpakan azab dengan membenamkannya ke dalam bumi. Ini dijelaskan dalam Surah Al-Qashash ayat Surah Al-Qashash ayat 81.


"Maka, Kami benamkanlah Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)." (QS. Al-Qashash, [28]:81).


4. Allah akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur

Dari penjelasan sebelumnya, tentu kita tak mau berakhir menyedihkan layaknya Qorun. Maka dari itu, sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk berucap syukur kepada Allah. Lagipula, tak ada ruginya untuk bersyukur.


Dilansir Rumaysho, Ibnu Katsir mengatakan bahwa manfaat dan pahala dari bersyukur akan kembali kepada orang yang melakukannya. Hal ini berdasarkan yang tertera dalam Surah Luqman ayat 12, yaitu


Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman, [31]:12).


Selain itu, pada ayat ketujuh Surah Ibrahim di bagian sebelumnya, dijelaskan bahwa Allah SWT akan menambahkan nikmat dan rezeki bagi orang-orang yang mau bersyukur.


5. Cara meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT

Kira-kira, bagaimana supaya kita bisa menjadi hamba yang lebih bersyukur? Sebelumnya, perlu kita ketahui bahwa syukur bukan hanya perkara lisan. Rasa syukur juga perlu dibarengi dengan aksi nyata.


Dalam hal ini, apabila kita memang bersyukur, maka kita perlu menunjukkan nikmat dan pemberian yang telah Allah hibahkan lewat hati (keimanan), lisan (pujian kepada Allah), dan anggota badan (beribadah). 


Untuk itu, berikut beberapa kiat yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT:


Senantiasa mengingat Allah setiap saat;

Mengucapkan zikir berupa pujian kepada Allah, seperti Subhanallah, Alhamdulillah, La illaaha illallah, Allahhu Akbar, dan Subhanallahi wa bihamdihi;

Menjauhkan diri dari penyakit hati, misalnya dengki, ujub, dan riya;

Meningkatkan ketakwaan dengan mematuhi segala perintah serta menjauhi segala larangan-Nya;

Senantiasa berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan;

Membagikan ilmu kepada sesama; dan

Merawat nikmat yang telah diberikan Allah. Sebagai contoh, nikmat kesehatan bisa dirawat dengan senantiasa berolahraga dan menjaga pola makan.

Selain itu, cara terakhir yang tak kalah ampuh untuk meningkatkan rasa syukur adalah dengan memandang orang yang di bawah kita. Mengapa begitu?


Dengan menyadari bahwa ada orang yang kurang beruntung dari kita, setidaknya membantu kita untuk tidak meremehkan nikmat Allah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah dari Abu Hurairah:


"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu." (HR. Bukhari dan Muslim).


Jangan lupa juga untuk berdoa kepada Allah agar kita dicurahkan sifat qanaah atau rasa cukup.


Itulah pembahasan mengenai apa itu kufur nikmat beserta ancaman bagi orang yang melakukannya. Semoga kita menjadi hamba yang senantiasa bersyukur terhadap nikmat-Nya, ya. Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.



Mari sama-sama kita menebar kebaikan dan menjadi insan yang bermanfaat. Sekian dari saya, mohon maaf untuk kata yang mungkin saja kurang berkenan dalam share artikel ini. Terima kasih atas perhatian dan antusiasnya membaca. 



Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



YAYASAN IMAM TEGUH Program Kemanusiaan | Mendirikan Dan Meyelenggarakan Rumah Singgah | Menyelenggarakan pendidikan | Menyelenggarakan pelestarian lingkungan hidup | Ziarah Wali Songo | Program Haji & Umroh | Berbagi Sedekah Kepada Masyarakat 

You Might Also Like

0 komentar