ADAB SEORANG ANAK KEPADA KEDUA ORANG TUA MENURUT ISLAM

Juli 08, 2022


 Assalmualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Orang tua adalah dua orang yang berjasa dalam hidup kita.


Orang tua yang telah membesarkan, mengajarkan hal baik, dan menjaga kita dari kecil.


Apalagi orang tua, terkhusus ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita ke dunia.


Sudah sepatutnya kita sebagai seorang anak menjaga sikap dan berbakti kepada orang tua.


Dalam Islam juga, kita sebagai anak diajarkan untuk selalu berbakti, dan berkata yang lembut kepada kedua orang tua.


Lalu, apa sajakah adab seorang anak kepada kedua orang tua menurut Islam?


Berikut ini 7 adab seorang anak kepada orang tuanya menurut islam.


1. Menjaga Perasangka baik terhadap orang tua

Seorang anak harus selalu menjaga prasangkanya kepada kedua orang tuanya.


Prasangka baik, dan seorang anak tak boleh bertanya pada orang tua dengan kesan yang curiga sehingga membuat orang tuanya tersudutkan.


Sebagai seorang anak, kita tidak boleh menatap dengan tatapan tajam, sebab itu bukanlah adab berbicara kepada orang tua yang agama Islam ajarkan.


Hal ini mungkin sepele, tetapi dapat menjadi penyebab kita sebagai anak tidak bisa masuk surga.


Sebagian dari kita tentu masih ada yang belum mengamalkan ini, terlebih saat kita menjadi lawan bicara orang tua.


Tatapan yang tajam, rasa amarah, dan sesak di dada adalah hal yang tanpa kita sedari dapat menyakiti hati orang tua.


Sehingga ada baiknya jika menjadi lawan bicara orang tua kita, alangkah baiknya jika kita menjaga tatapan dan cara bicara kita didepan orang tua.


2. Jangan Lelah Berbuat Baik Kepada Orang Tua

Orang tua kita adalah sosok yang telah mengasuh dan membesarkan kita dari lahir hingga kini.


Untuk mengingat semua kebaikan orang tua yang tanpa lelah merawat kita sejak lahir, sebaiknya seorang anak juga jangan lelah untuk berbuat baik, terkhusus kepada kedua orang tuanya.


Uwais Al Qarni, merupakan seorang pemuda yang terkenal dengan perilaku yang sangat mulia karena sangat berbakti kepada ibunya.


Uwais Al Qarni selalu merawat ibunya dengan baik dan sabar, ada sebuah kisah dijelaskan bahwa demi mewujudkan keinginan ibunya untuk berhaji Uwais Al Qarni, menggendong ibunya dari Yaman hingga ke Makkah.


Uwais membawa ibunya di atas gendongannya dan menaikkan semua ibadah haji hingga selesai.


Perilaku Uwais Al Qarni ini patut dijadikan contoh dan teladan dalam kehidupan sehari-hari.


3. Memuliakan orang tua

Ibu adalah seorang yang berjasa dalam hidup kita, ia yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya.


Mempertaruhkan nyawa agar kita dapat lahir ke dunia, menjaga dan merawat juga menyusui kita, serta masih banyak lagi jasa ibu dalam hidup kita.


Maka dari itu, sebagai seorang anak kita harus memuliakan dan membahagiakan orang tua kita terkhusus ibu.


Ketika orangtua kita berhasil membuat kita lebih pintar dan pandai bukan berarti kita menjadi sombong dan bersikap lebih tinggi dari orang tua.


Selalu jaga sikap untuk tetap merendah dan jangan pernah menyusahkan orang tua.


Karena kita tak akan pernah bisa membalas cinta dan kebaikan orang tua kita.


Mereka telah memberikan semua yang mereka punya untuk kita tapi sampai sekarang rasanya belum pernah kita bisa memberikan yang terbaik untuk orang tua.


Membahagiakan orang tua merupakan salah satu impian besar yang dimiliki hampir semua anak saat akan tumbuh dewasa.


Karena, semakin kita dewasa, kita semakin menyadari betapa pentingnya dan berharganya waktu yang sudah kita habiskan dengan orang tua kita.


Jika kita belum bisa membahagiakan orang tua, setidaknya janganlah kita sampai menambah beban dan dukanya.


Bahagia setiap orang tua sebenarnya sederhana, cukup melihat anaknya bahagia maka orang tua pun akan ikut bahagia.


Namun, pastinya orang tua kita akan jauh lebih bahagia jika anaknya juga mau berbagi kebahagian dengan orang tuanya.


4. Penuhi Panggilan Orang Tua

Adab kepada orang tua yang keempat adalah selalu memenuhi panggilan orang tua ketika dipanggil.


Bahkan ketika kamu sedang menjalankan shalat sunnah dan memenuhi panggilan orang tua, hal ini tak akan membatalkan shalatnya.


Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Jika kamu dalam keadaan shalat kemudian ayahmu memanggilmu maka jawablah dia, dan jika ibumu memanggilmu maka jawablah dia”, (dalam kitab lubabul hadits).


Begitu pentingnya seorang anak memenuhi panggilan orang tuanya, sampai-sampai ketika kita sedang shalat dan orang tua memanggil, kita harus menjawabnya.


Seperti dalam kitab Tanqihul Qoul, Imam Nawawi Al-Bantani menjelaskan maksud shalat disini adalah shalat-shalat sunnah karena menjawab panggilan orang tua lebih utama daripada melanjutkan shalat sunnah.


Sedangkan jika kita sedang melaksanakan shalat fardhu maka kita sedikit mengeraskan bacaan shalat agar orang tua memahami, memaafkan, dan Ridho jika kita belum menjawab panggilannya.


Maka dari itu, jika kita belum dapat memenuhi panggilan orang tua karena terhalang kesibukan atau aktivitas maka sampaikanlah dengan lemah lembut dan sopan.


Terlebih jika kedua orangtua sudah lemah, hindari adanya perkataan atau tindakan yang menyebabkan kedua orangtua kecewa atau tersakiti hatinya.


Dalam Al Quran Surah Al Isra ayat 24, Allah SWT berfirman yang artinya:


“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah wahai Tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu aku kecil.” (QS Al Isra: 24).


5. Patuhi Perintah Orang Tua

Seorang anak harus selalu mematuhi perintah orang tuanya selama itu tidak menyimpang dari aturan agama.


Jika perintah yang disampaikan orang tua tak sanggup dilakukan oleh anak, sang anak bisa menolak dengan cara yang baik.


Usamah bin Zaid, seorang sahabat yang dirinya dan orang tuanya disiangi oleh Rasulullah, menyatakan bahwa ia memiliki seribu pohon kurma, ia memang sengaja mempercantik atau merapikannya.


Lalu ada yang berkata kepada Usamah Kenapa bisa sampai lakukan hal seperti itu, Usamah bin Zaid menjawab bahwa ibunya sangat suka jika melihat keadaan kebun kurma itu indah maka ia melakukannya.


Ali r.a, dari Nabi Muhammad SAW “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat pada Allah Azza wa jalla”.


Itu berarti ketika perintah orang tua bukan dalam melakukan kemaksiatan, maka lakukanlah.


6. Ikut Berdiri ketika Orang Tua Berdiri

Seorang anak harus ikut berdiri ketika melihat orang tua berdiri.


Sikap seperti ini menyiratkan kesigapan anak untuk selalu membantu orang tuanya.


Begitu juga sebaliknya, seorang anak baru boleh duduk setelah orang tua duduk terlebih dahulu kecuali jika tak ada kursi yang tersedia.


7. Selalu Mendengarkan Nasihat Orang Tua

Seorang anak harus selalu patuh pada orangtuanya, termasuk ketika diberi nasehat anak tidak diperkenankan memotong pembicaraan orang tua.


Ketika seorang anak sedang diberikan nasihat oleh orangtuanya, hal itu merupakan sekolah pertama yang berperan penting dalam tumbuh kembang seorang anak.


Sudah sepatutnya seorang anak menyayangi dan menghormati kedua orang tua yang telah membesarkannya.


Jangan sampai kita menyakiti dan membuat perasaan mereka terluka untuk itu setiap nasehat yang diberikan oleh orang tua, hendaklah kita dengar dan lakukan.


Karena, orang tua yang sudah lebih dulu menjalani asam manis kehidupan tentu punya banyak pengalaman jatuh bangun, belajar untuk tidak acuh dengan nasehat orang tua.


Itulah 7 adab seorang anak kepada orang tuanya menurut Islam.


Mari sama-sama kita menebar kebaikan dan menjadi insan yang bermanfaat. Sekian dari saya, mohon maaf untuk kata yang mungkin saja kurang berkenan dalam share artikel ini. Terima kasih atas perhatian dan antusiasnya membaca. 


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


You Might Also Like

0 komentar