6 Hikmah Beriman Kepada Takdir Allah

Februari 08, 2022

 


Assalmualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Harus yakin bahwa semua takdir Allah itu baik 

Takdir dalam ajaran Islam disebut juga qadar. Beriman kepada qadar adalah salah satu dari enam rukun iman yang enam, karena itu setiap muslim wajib mengimaninya.

Setiap manusia mempunyai takdirnya masing-masing yang sudah Allah tentukan jauh sebelum manusia lahir. Takdir bisa berupa nikmat dan bisa juga berupa musibah, tetapi apa pun bentuknya, takdir Allah itu pasti baik untuk hamba-Nya. Jika kamu merasa takdir yang ditetapkan kepadamu terasa berat, mungkin kamu perlu untuk melihat hikmah yang ada di baliknya.

1. Melatih syukur dan sabar
Musibah itu takdir dari Allah, begitu juga kebahagiaan. Jika mendapat kenikmatan, bersyukurlah, karena syukur akan berbalas pahala. Dan jika ditimpa musibah, bersabarlah, karena sabar juga akan dibalas pahala. Dengan begitu, takdir apa pun yang menimpa manusia, adalah jalan untuk meraih pahala dan rida Allah. Tidak ada takdir yang buruk, semua takdir itu baik. Kamu hanya perlu mencari pesan cinta-Nya di balik takdir itu.

Sebuah hadis yang sahih menuliskan bahwa semua urusan orang mukmin itu baik. Dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan radhiyallahu anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
 
Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya.

2. Semakin dekat kepada Allah
Saat kita bersyukur ataupun bersabar terhadap takdir yang ditetapkan atas kita, saat itulah kita menjadi selangkah lebih dekat kepada Allah. Saat bersyukur, perbanyak ibadahmu sebagai tanda syukur atas nikmat-Nya. Saat bersabar, tambahkan ibadahmu dalam rangka memohon ampun atas dosa-dosa yang mungkin jadi penyebab musibah menimpamu. Mungkin saja Allah ingin agar kamu lebih dekat lagi kepada-Nya, maka dia memberikan sebuah ujian dengan hikmah yang dalam kepadamu.

Sebuah hadis qudsi menjelaskan bahwa jika kita mendekat kepada Allah, maka Allah akan lebih dekat lagi kepada kita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat. (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

3. Jauh dari sifat sombong
Manusia itu mudah lengah dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Kekayaan, kecantikan dan kekuasaan dapat membuat manusia merasa hebat dan menyombongkan diri kepada orang lain, lupa bahwa semua itu hanyalah titipan. Dengan beriman kepada takdir dan menyadari bahwa Allah dapat dengan mudah mengambil semua nikmat yang dititipkan-Nya, Insya Allah kita menjadi orang yang rendah hati dan tidak sombong.

Allah tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri, seperti tertulis dalam surat Luqman ayat 18, yang artinya:


Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

4. Menenangkan jiwa
Jiwa yang tenang bukan dari banyaknya harta, tingginya jabatan atau sempurnanya fisik. Hati yang tenang dan tenteram datang dari keimanan yang kuat, termasuk di dalamnya keimanan kepada takdir Allah. Jika kita meyakini bahwa semua takdir yang terjadi adalah ketetapan dari-Nya, maka otomatis hati menjadi tenang karena keyakinan bahwa Allah telah mengatur urusan hidup kita dengan sebaik-baiknya. 

Pada dasarnya, mengingat Allah dalam kondisi apa pun adalah kunci ketenangan jiwa, seperti yang tertulis di surat Ar-Ra’d ayat 28, yang artinya:

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.

5. Selalu berbaik sangka kepada Allah
Saat ditimpa musibah, ingatlah bahwa itu adalah cara Allah menguji hamba-Nya. Walaupun saat itu terasa berat untuk dijalani, Allah pasti mempunyai maksud tersembunyi di balik musibah tersebut. Manusia dengan keterbatasannya tentu belum mengetahui ada kebaikan apa setelah musibah tersebut, tapi yakinlah bahwa Allah pasti akan memberikan kemudahan setelah kesulitan. Jaga agar hati selalu berprasangka baik kepada Allah, karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya.

Sebuah ayat yang memberikan ketenangan saat sedang menjalani sebuah ujian hidup, ada pada surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6, yang artinya:

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

6. Membersihkan dosa
Manusia tidak ada yang sempurna, semuanya pasti pernah melakukan dosa dan khilaf. Mereka yang beriman, akan langsung memohon ampun kepada Allah ketika menyadari kesalahannya. Dan ketika orang-orang beriman ditimpa musibah, mereka justru memuji Allah karena musibah yang mereka dapatkan bisa menghapus sebagian dosa-dosa mereka.

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, mereka mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah berupa rasa sakit (yang tidak kunjung sembuh), rasa capek, rasa sakit, rasa sedih, dan kekhawatiran yang menerpa melainkan dosa-dosanya akan diampuni. (HR. Muslim no. 2573).

Kamu harus selalu ingat, bahwa Allah sangat mencintai hamba-Nya yang beriman. Tidak mungkin dia memberikan sesuatu yang buruk kepada hamba-Nya. Jadi ketika sebuah takdir buruk datang menguji, kamu hanya perlu bersabar dan meyakini bahwa pada akhirnya semua akan baik-baik saja, karena hidupmu sudah diatur sebaik-baiknya oleh Sang Maha Perencana.

Mari sama-sama kita menebar kebaikan dan menjadi insan yang bermanfaat. Sekian dari saya, mohon maaf untuk kata yang mungkin saja kurang berkenan dalam share artikel ini. Terima kasih atas perhatian dan antusiasnya membaca. 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

You Might Also Like

0 komentar