Kisah Nabi Adam As Penuh Penyesalan Saat Dikeluarkan Dari Surga
Januari 25, 2022
Assalmualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nabi Adam Menangis Selama 70 Tahun karena Diusir dari Surga
Allah SWT mengusir Adam dan Hawa dari surga setelah pasangan ini melanggar ketetapan-Nya. Ibnu Katsir dalam kitabnya al-Bidayah wa an-Nihayah menyebut waktu itu Adam turun di negeri India. Setelah itu Adam menyesal, dan ia menangis selama 70 tahun.
"Aku malu pada-Mu, wahai Tuhanku, atas kesalahan yang telah aku perbuat," rintih Adam.
Dikatakan pula, bahwa setelah turun dari surga ke bumi, Adam menangis sedih selama 70 tahun. Ia sedih karena meninggalkan surga, dan kemudian menangisi kesalahannya selama 70 tahun pula.
Jika tangisan Adam itu dilakukan secara terpisah maka bisa dihitung bahwa Nabi Adam menangis sepanjang hidupnya selama 180 tahun. Menurut Al-Auza'i, semua ini diriwayatkan oleh Ibnu Asakir.
Sekadar mengingatkan, menurut Wahab bin Munabbih, Nabi Adam hidup di dunia selama 1000 tahun. Sedangkan, Ibnu Qutaibah al-Dainuri dalam kitabnya berjudul al-Ma'arif, menyampaikan bahwa ada pendapat yang menyebut periode hidup Nabi Adam adalah 930 tahun. Hal ini sebagaimana tertulis di dalam Taurat. Sedangkan, Ibnu Qutaibah sendiri berpendapat, usia hidup Nabi Adam adalah 960 tahun.
Hari Jumat
Nabi Adam turun dari surga ke bumi pada Hari Jumat. Sebagaimana diceritakan Abu Hurairah ra Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik hari yang padanya matahari terbit adalah Hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula ia dimasukkan dan dikeluarkan dari surga." Pada riwayat lain disebutkan: “Dan Hari Kiamat terjadi pada hari itu pula." (HR Muslim, 17/855)
Dalam riwayat Abu Hurairah lain disebutkan, “Adam diciptakan pada akhir hari Jumat.” (HR Muslim, 17/854)
Setelah Adam turun dari surga ke bumi, Allah SWT mengajarkan padanya kalimat-kalimat tobat. Kemudian, Adam mengamalkannya hingga tobatnya diterima. Hal ini disebutkan dalam Al-Quran.
فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنۡ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيۡهِؕ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيۡمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. ( QS Al-Baqarah : 37 )
Sementara Al-Hasan meriwayatkan, Ubay bin Ka'ab menuturkan Rasulullah SAW bersabda:
"Adam as berkata, "wahai Tuhanku, jika aku bertobat dan kembali kepada-Mu, apakah Engkau kelak akan mengembalikan ke surga?"
Allah menjawab: "Ya."
Saat Adam dan Hawa di Surga
Allah mewahyukan kepada Adam, “Inilah surga-Ku dan rumah kemuliaan-Ku, masuklah kalian berdua ke dalamnya, dan makanlah kalian berdua makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kalian berdua sukai, dan janganlah kalian berdua dekati pohon ini, yang menyebabkan kalian berdua termasuk orang-orang zalim.” (QS Al-Baqarah : 35).
Selanjutnya, para malaikat membawa mereka berkeliling dan memperlihatkan tempat-tempat para nabi.
Tatkala mereka berdua sampai ke surga Firdaus, mereka berdua melihat ranjang dari permata yang mempunyai 700 kaki dari yakut merah dan di atasnya ada kasur dari sutera hijau.
Malaikat berkata, “Wahai Adam, tinggallah di sini bersama Hawa!” Maka, keduanya turun dan duduk di atas ranjang tersebut. Lalu mereka berdua disuguhi dua petikan anggur. Satu petikannya panjangnya sama dengan menempuh perjalanan sehari semalam.
Mereka berdua makan, minum, dan bermain-main di taman surga. Apabila Adam ingin bersenggama dengan Hawa, maka dia masuk ke dalam kubah yang terbuat dari permata dan zabarjud. Mereka berdua ditutupi oleh satir yang terbuat dari sutera. Dan apabila Hawa berjalan-jalan di dalam istana, maka di belakangnya diiringi oleh bidadari yang tidak terhitung jumlahnya.
Ibnu as-Sunni mengatakan, “Buah-buahan surga yang pertama kali dimakan oleh Adam adalah nabq (rupanya seperti teratai).” Ibnu Abbas ra mengatakan, “Yang pertama kali dimakan oleh Adam adalah anggur dan buah-buahan surga; yang terakhir dimakan olehnya adalah gandum.”
Di surga, Adam suka berkeliling-keliling. Ketika sampai ke tempat pohon hinthah (gandum), dia menjauhinya karena perjanjian yang telah dibuatnya dengan Allah untuk tidak memakan buah pohon itu.
Pohon gandum ini merupakan pohon terbesar yang ada di surga. Tangkainya penuh dengan biji-bijian. Setiap bijinya seukuran kepala unta dan rasanya lebih manis daripada manisnya madu. Warnanya lebih putih dari susu.
Ketika Iblis mengetahui Adam dan Hawa masuk ke dalam surga dan dia tahu bahwa Adam dilarang memakan buah dari pohon gandum, dia datang mendekati pintu surga. Berdiri di sana sekitar 300 tahun dengan perhitungan waktu akhirat.
Iblis menunggu yang datang ke arah pintu surga. Setelah beberapa lama, datanglah seekor burung berbulu indah bernama Thawus (burung merak).
Burung itu merupakan raja burung yang ada di surga. Setelah melihatnya, si Iblis mendekatinya seraya berkata, “Wahai burung yang diberkahi, dari mana engkau datang?”
Burung itu menjawab, “Dari kebunnya Adam.”
“Aku mempunyai nasehat untukmu dan aku ingin engkau membawaku masuk ke sana bersamamu,” ujar Iblis membujuk.
“Mengapa engkau tidak masuk saja sendiri?” tanya Thawus.
“Aku ingin masuk secara sembunyi-sembunyi,” jawab Iblis.
“Tidak ada cara untuk itu, tetapi aku bisa membawamu kepada yang bisa memasukkanmu secara sembunyi-sembunyi,” ujar Thawus menjanjikan.
Maka, berangkatlah Thawus menuju seekor ular yang di surga tidak ada yang lebih indah bentuknya daripadanya. Kepalanya berasal dari yakut merah. Kedua matanya berasal dari zabarjud hijau. Lidahnya berasal dari kafur, dan posturnya seperti postur unta.
Thawus berkata kepadanya, “Di pintu surga ada seorang malaikat yang dimuliakan yang mempunyai nasihat untukmu.”
Dengan cepat si ular datang kepadanya. Maka, si Iblis berkata, “Bisakah engkau memasukkanku ke dalam surga secara sembunyi-sembunyi, aku punya nasehat untukmu.”
“Bagaimana cara mengakali malaikat Ridwan?” ular bertanya.
“Bukakan mulutmu,” pinta iblis. Si ular membuka mulutnya lalu Iblis masuk ke dalamnya dan berkata kepadanya, “Letakkan aku di dekat pohon gandum.”
Kemudian si ular meletakkan Iblis di dekat pohon tersebut. Setelah keluar dari mulut ular, Iblis mengeluarkan seruling dan membunyikannya.
Adam dan Hawa mendengar suara seruling itu. Mereka pun mendatangi asal suara itu. Ketika keduanya telah sampai ke tempat pohon gandum, si Iblis berkata, “Wahai Adam, mendekatlah ke pohon ini.”
“Aku dilarang mendekatinya,” jawab Adam menolak.
Iblis kemudian berkata, “Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).” ( QS Al-A’raaf:20 ). Sebab, orang yang memakan buah dari pohon ini tidak akan menua dan tidak akan pikun.”
Lalu si Iblis bersumpah atas nama Allah bahwa pohon itu tidak akan membahayakan mereka berdua dan dia adalah orang yang memberikan nasihat kepada mereka berdua.
Adam menyangka tidak akan ada satu pun yang berani bersumpah bohong atas nama Allah dan dia menyangka bahwa si Iblis termasuk yang memberikan nasihat.
Karena Hawa sangat ingin kekal berada di dalam surga, dia mendekati pohon tersebut dan memakan buahnya. Ketika Adam melihat Hawa telah memakannya dan ternyata selamat tidak terjadi apa-apa, Adam pun maju dan memakan buah itu setelah Hawa. Ketika buah itu sampai ke perutnya, maka hilanglah mahkota dari kepalanya dan lenyap juga perhiasan-perhiasannya.
Selanjutnya, Allah memerintahkan kepada Jibril untuk menggenggam ubun-ubun Adam dan Hawa dan mengeluarkan mereka berdua dari surga.
Mari sama-sama kita menebar kebaikan dan menjadi insan yang bermanfaat. Sekian dari saya, mohon maaf untuk kata yang mungkin saja kurang berkenan dalam share artikel ini. Terima kasih atas perhatian dan antusiasnya membaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
0 komentar